STMA Trisakti Nantikan Transformasi PTN-BH Saat Hadiri Dies Natalis ke-55 di IPT

(BN) – Jakarta, Institut Pariwisata Trisakti (IPT) menggelar dan merayakan Dies Natalis ke-55 dengan tema “Memayung Hayuning Bawana: Kejayaan dalam Harmoni dan Keberlanjutan.”

Acara yang diselenggarakan di kampus IPT ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Pengurus Yayasan Trisakti, Ketua STMA Trisakti, Ketua Pembina Yayasan Trisakti, dan Kepala LLDIKTI Wilayah III.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Yayasan Trisakti Prof. Ainun Na’im Ph.D., M.B.A. menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan pendidikan.

“Seluruh satuan pendidikan di bawah Yayasan Trisakti, termasuk Universitas Trisakti, Institut Pariwisata Trisakti (IPT), Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti), Trisakti School of Management (TSM), Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti), dan Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti (STMK Trisakti), sedang berproses menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya di Auditorium IPT Jakarta (5/6).

Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti Dr. Lukman, S.T., M.Hum juga menyampaikan harapannya agar semua institusi di bawah naungan yayasan dapat terus berprestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. “Kejayaan dalam harmoni dan keberlanjutan adalah visi kami, dan kami yakin bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, kita akan mencapainya,” katanya.

Kepala LLDIKTI Wilayah III, Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si, M.Sc dalam sambutannya, mengapresiasi peran aktif Institut Pariwisata Trisakti dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia.

Mengenai proses perubahan PTN-BH, Prof Dr Toni menjelaskan,”Jadi di Kementerian itu sedang ada proses perubahan peraturan pemerintah mengenai pengelolaan pendidikan tinggi, dalam perubahan itu nanti akan diatur mengenai berbagai proses atau pola bagaimana perguruan-perguruan tinggi itu dikelola baik negeri maupun swasta, kemudian proses bagaimana perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri,”ujarnya.

“Perguruan yang mandiri skema modelnya adalah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) oleh karena itu satuan kerja satuan pendidikan tinggi yayasan Trisakti mandiri maka prosesnya akan menjadi PTN-BH, sebetulnya baru proses tujuannya agar supaya kelembagaan satuan-satuan pendidikan Trisakti ini lebih baku, lebih stabil dan lebih terjamin kontinyunitasnya,”jelasnya.

Dr. Antonius Anton Lie, S.E., M.M., Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti), juga memberikan komentarnya mengenai perubahan seluruh satuan pendidikan di bawah Yayasan Trisakti yang sedang berproses menjadi PTN-BH. “Transformasi ini adalah langkah yang sangat dinantikan bagi kami di STMA Trisakti. Ini memberi kami kesempatan untuk berkembang lebih jauh, tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga dalam hal infrastruktur dan kemitraan industri.”katanya.

“Kebetulan saya diminta mensudmit strukstur organisasi sebagai draft untuk PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), nanti ada dari 6 satuan pendidikan ini akan menjadi satu, bisa nanti dinamakan Universitas Trisakti Negeri Berbadan Hukum atau apa nanti akan ditetapkan, pastinya Trisaktinya tidak akan hilang karena ini sudah paten,” jelasnya.

“Semua satuan pendidikan ini berproses saat ini tidak ada yang colaps, tidak ada yang menurun, tidak ada yang merugi dan lain sebagainya semua berjalan baik maka dipilihlah pola organisasi yang lebih cocok dengan model penggabungan yang terjadi, saya kira ini baru draft ya pemikiran bahwa ini wacana ada satu universitas dibawah satu rektor yang punya otoritas yang besar tentu saja merupakan berbadan hukum. Ada tiga otoritas yang dimiliki bagi perguruan tinggi negeri berbadan hukum yakni Pertama : Otoritas dalam akademik bisa membuka dan menutup sendiri program studi, Kedua : Otoritas dalam managemennya bisa menentukan bentuk dari masing-masing satuan pendidikan atau apapun didalamnya dan Ketiga : Otoritas dibidang keuangan nanti bisa mengolah keuangan badan hukumnya sendiri maupun mengolah seandainya ada keuangan dari APBN dan lain sebagainya, “ungkapnya.

Antonius menjelaskan,”Jadi dalam otoritas itu dibawah satu rektor tapi karena sekolah tinggi ini semuanya sudah jadi semuanya berjalan, masing-masing punya rektor dan sepakat kita menjadi kuat dibawah perguruan tinggi berbadan hukum maka dipililah dalam wacana ini satu pendekatan yang paling pas.”

“Jadi ada otoritas-otoritas yang diberikan masing-masing perguruan tinggi dimana masing-masing perguruan tinggi ini mungkin misalnya menjadi school dipimpin oleh salah satu pembimbing yang mungkin direktur, mungkin ketua atau dipilih nama yang pas selain menjalankan proses akademik bisa mengatur managemennya didalam kampusnya masing-masing. Semua ini dibawah satu organisasi namanya universitas misalnya Universitas Trisakti Berbadan Hukum artinya Universitas Trisakti yang sekarang akan masuk kesitu jadi bukan kita dibawah Universitas Trisakti tapi kita berada di sebuah perguruan tinggi negeri yang baru,” terangnya.

“Dari penggabungan semua sekolah-sekolah Trisakti ini dengan posisi yang sama tidak ada perubahan nama yang signifikan cuma koordinasinya saja yang sekarang kita harus ke Dikti atau Kementerian maka cukup ke Rektor yang punya kuasa cukup besar,” ujarnya.

Lebih lanjut Antonius menjelaskan, “Pada dasarnya kami mengikuti instruksi atau gagasan yang diajukan oleh yayasan, yang mana mereka berpikir sistim visibilitynya karena didunia perguruan-perguruan tinggi yang besar itu ternyata gabungan dari perguruan tinggi yang kecil sampai bisa bertahan ratusan tahun. Kita lihat banyak perguruan tinggi swasta yang tutup dan kami dari insurance melihat bahwa pandangan masyarakat terhadap insurance masih sangat terbatas sehingga untuk mendapatkan mahasiswa itu kami harus berjuang untuk melakukan literasi yang mungkin sepuluh kali lipat dari orang biasa atau perguruan tinggi yang lain.”

“Kami tetap akan berjuang namun dengan menjadi negeri kami yakin bahwa sekarang ini masyarakat senangnya memilih atau berusaha masuk perguruan tinggi negeri sehingga harapan kami dengan menjadi negeri orang melirik kita dan tentu saja kita tetap promosi keluar tentang insurance karena misi saya disini adalah selain sebagai ketua di STMA Trisakti, kita juga harus membangun industri asuransi Indonesia sebagai industri yang memang pilar ekonomi tapi di Indonesia masih terlambat, jadi membangun bangsa dengan membangun industri dan membangun masyarakat itulah komitmen kami disini,” ujarnya.

Kami berkomitmen untuk terus menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang relevan dengan kebutuhan pasar dan membantu membentuk generasi pemimpin masa depan yang kompeten dan bertanggung jawab,” katanya dengan penuh semangat.

Dr. Antonius menjelaskan bahwa perubahan status ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang Asuransi.

“Dengan menjadi PTN-BH, STMA Trisakti akan memiliki otonomi yang lebih besar dalam mengelola sumber daya dan merancang kurikulum yang lebih inovatif. Kami berharap ini dapat meningkatkan daya saing dan reputasi kami di tingkat nasional dan internasional,” ujarnya.

Proses transformasi ini, menurut Dr. Antonius, melibatkan berbagai tahapan yang meliputi penyesuaian kurikulum, peningkatan fasilitas pendidikan, serta pengembangan kerja sama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami juga akan meningkatkan kualitas penelitian dengan mendukung berbagai proyek yang relevan dengan kebutuhan industri asuransi saat ini,” tambahnya.

Dr. Antonius menegaskan bahwa perubahan ini akan memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan fasilitas pendidikan, kesempatan kerjasama dengan institusi internasional, dan lebih banyak peluang beasiswa bagi mahasiswa.

“Kami yakin bahwa dengan status baru ini, kami dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan relevan bagi mahasiswa kami,” tegasnya.

“Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Agus Riyadi, SST.Par, M.Sc, Ph.D, CHIA, mengenai ‘Manajemen Krisis Brand Reputasi dan Kinerja Brand Hotel Berbintang pada Masa Pasca Covid-19 di Indonesia’ adalah bukti nyata komitmen IPT dalam memberikan solusi konkret bagi industri pariwisata,” ujarnya.

Acara Dies Natalis ke-55 ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum refleksi dan komitmen untuk terus bergerak maju dalam harmoni dan keberlanjutan. Diharapkan bahwa langkah-langkah strategis yang diambil oleh IPT dan seluruh institusi di bawah Yayasan Trisakti akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia. (Yns)

sumber: https://www.beritanusantara.com/stma-trisakti-nantikan-transformasi-ptn-bh-saat-hadiri-dies-natalis-ke-55-di-ipt/