akarta, Institut Pariwisata Trisakti merayakan Dies Natalis ke-55 dengan tema “Memayung Hayuning Bawana: Kejayaan dalam Harmoni dan Keberlanjutan.” Acara yang diselenggarakan di kampus ITP ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, Ketua STMA Trisakti, Ketua Pengurus Yayasan Trisakti, Ketua Pembina Yayasan Trisakti, dan Kepala LLDIKTI Wilayah III.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Yayasan Trisakti Prof. Ainun Na’im Ph.D., M.B.A. menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan pendidikan.
“Seluruh satuan pendidikan di bawah Yayasan Trisakti, termasuk Universitas Trisakti, Institut Pariwisata Trisakti (IPT), Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti), Trisakti School of Management (TSM), Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti), dan Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti (STMK Trisakti), sedang berproses menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ungkapnya di kampus IPT kawasan Bintaro-Jaksel, (5/6/2024).
Yayasan masih menunggu penyelesaian revisi PP 4/2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Peraturan terkait yang sedang dibahas dan diharmonisasi antar Kementerian. Yayasan Trisakti berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan aset bangsa serta menjamin terselenggaranya Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan sebaik-baiknya di seluruh unit satuan pendidikan.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti Dr. Lukman, S.T., M.Hum, juga menyampaikan harapannya agar semua institusi di bawah naungan yayasan dapat terus berprestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. “Kejayaan dalam harmoni dan keberlanjutan adalah visi kami, dan kami yakin bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, kita akan mencapainya,” katanya.
Kepala LLDIKTI Wilayah III, dalam sambutannya, mengapresiasi peran aktif Institut Pariwisata Trisakti dalam memajukan sektor pariwisata Indonesia.
Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc selaku Kepala LLDIKTI Wilayah III juga menjelaskan perihal proses Trisakti yang akan menjadi PTN-BH.
Prof Dr Toni menerangkan,”Sehingga kalau Universitas Trisakti dan satuan pendidikan lainnya dibawah kelembagaan yang lebih stabil itu akan lebih terjamin keberlangsungan dan perkembangannya kedepan. Kenapa kita perlu perhatian satuan-satuan pendidikan Trisakti karena mahasiswanya sudah banyak sudah puluhan ribu bahkan mungkin sudah lebih dari tigapuluh ribu, sehingga tidak mungkin dibiarkan begitu saja, apalagi disini ada aset negara dan Universitas Trisakti merupakan titik awal dari satuan pendidikan tinggi saat itu didirikan oleh menteri pendidikan serta pendidikan ini memang layanan dasar menjadi tanggungjawab pemerintah untuk menjamin, punya peran dalam dunia pendidikan.”
“Semuanya lagi dalam proses, jadi kita tunggu saja agar cepat terlaksana,” jelasnya.
Dr. Antonius Anton Lie, S.E., M.M., Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti), juga memberikan komentarnya mengenai perubahan seluruh satuan pendidikan di bawah Yayasan Trisakti yang sedang berproses menjadi PTN-BH.
“Transformasi ini adalah langkah yang sangat dinantikan bagi kami di STMA Trisakti. Ini memberi kami kesempatan untuk berkembang lebih jauh, tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga dalam hal infrastruktur dan kemitraan industri.
Kami berkomitmen untuk terus menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang relevan dengan kebutuhan pasar dan membantu membentuk generasi pemimpin masa depan yang kompeten dan bertanggung jawab,” katanya dengan penuh semangat.
“Kebetulan saya diminta mensudmit strukstur organisasi sebagai draft untuk PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), nanti ada dari 6 satuan pendidikan ini akan menjadi satu, bisa nanti dinamakan Universitas Trisakti Negeri Berbadan Hukum atau apa nanti akan ditetapkan, pastinya Trisaktinya tidak akan hilang karena ini sudah paten,” jelasnya.
Dr. Antonius menjelaskan bahwa perubahan status ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang Asuransi.
“Dengan menjadi PTN-BH, STMA Trisakti akan memiliki otonomi yang lebih besar dalam mengelola sumber daya dan merancang kurikulum yang lebih inovatif. Kami berharap ini dapat meningkatkan daya saing dan reputasi kami di tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya.
“Kami juga akan meningkatkan kualitas penelitian dengan mendukung berbagai proyek yang relevan dengan kebutuhan industri asuransi saat ini,” tambahnya.
Proses transformasi ini, menurut Dr. Antonius, melibatkan berbagai tahapan yang meliputi penyesuaian kurikulum, peningkatan fasilitas pendidikan, serta pengembangan kerja sama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri.
Para wartawan juga menanyakan tentang dampak perubahan status ini terhadap mahasiswa dan staf pengajar. Dr. Antonius menegaskan bahwa perubahan ini akan memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan fasilitas pendidikan, kesempatan kerjasama dengan institusi internasional, dan lebih banyak peluang beasiswa bagi mahasiswa.
“Kami yakin bahwa dengan status baru ini, kami dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan relevan bagi mahasiswa kami,” tegasnya.
“Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Agus Riyadi, SST.Par., M.Sc., Ph.D., CHIA, mengenai ‘Manajemen Krisis Brand Reputasi dan Kinerja Brand Hotel Berbintang pada Masa Pasca Covid-19 di Indonesia’ adalah bukti nyata komitmen IPT dalam memberikan solusi konkret bagi industri pariwisata,” ujarnya.
Harapan pada Acara Dies Natalis ke-55 ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum refleksi dan komitmen untuk terus bergerak maju dalam harmoni dan keberlanjutan.
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh IPT dan seluruh institusi di bawah Yayasan Trisakti akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta secepatnya bisa menjadi PTN-BH agar lebih mendapatkam otonomi dalam pengelolaannya secara profesional. (utw)
sumber: https://reportaseindonesia.com/dies-natalis-ke-55-ipt-bi-harapan-trisakti-menjadi-ptn-bh-kedepannya/